Artikel 3
Perbedaan Psikoterapi & Konseling, Penjelasan Terapi
Supportive, Reeducatice, Reconsructive
Perbedaan
psikoterapi dan konseling
Psikoterapi ialah pengobatan penyakit dengan cara kebatinan
atau penerapan teknis khusus pada penyembuhan penyakit mental atau pada kesulitan-kesulitan
penyesuaian diri setiap hari, atau penyembuhan lewat keyakinan agama dan
diskusi personal dengan para guru atau teman.
Konseling adalah proses wawancara
tatap muka antara dua orang (konselor dan klien) yang bertujuan untuk
memberikan bantuan kepada klien, sehingga klien dapat menyelesaikan
permasalahannya dan lebih berkembang dalam kehidupan sekarang dan masa
depannya.
Brammer & Shostrom (1977)
mengemukakan perbedaan konseling dan psikoterapi bahwa:
○Konseling ditandai dengan adanya terminologi seperti: “educational, vocational, supportive, situational, problem solving, conscious awareness, normal, present-time dan short-time”.
○Sedangkan psikoterapi ditandai dengan: “supportive (dalam keadaan krisis), reconstructive, depth emphasis, analytical, focus on the past, neurotic and other severe emotional problem and long-term”.
Pendekatan terhadap mental illnes
Menurut J.P. Chaplin ada beberapa pendekatan psikoterapi
terhadap mental illness, diantaranya:
○Biological, meliputi keadaan mental organik, penyakit efektif, psikosis dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John Grey, psikiater Amerika (1854) pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang berkembang waktu itu adalah penyakit mental disebabkan karena kurangnya insulin.
○Psychological, meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuel pasca-traumatic, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respon emosional penuh stres yang ditimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketikmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu.
○Sosiological, meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatangbelakangkan kondisi sosio-budaya tertentu.
○Philosophic, meliputi kepercayaan terhadap martabat dan harga diri seseorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar falsafahnya tetap ada, yakni menghargai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga ada istilah keharusan atau pemaksaan.
Bentuk utama terapi
TERAPI SUPPORTIVE adalah suatu bentuk terapi alternatif yang mempunyai tujuan untuk menolong pasien beradaptasi dengan baik terhadap suatu masalah yang dihadapi dan untuk mendapatkan suatu kenyamanan hidup terhadap gangguan psikisnya. Terapi suportif menawarkan dukungan kepada pasien oleh seorang tokoh yang berkuasa selama periode penyakit, kekacauan atau dekompensasi sementara. Pendekatan ini juga memiliki tujuan untuk memulihkan dan memperkuat pertahanan pasien dan mengintegrasikan kapasitas yang telah terganggu. Cara ini memberikan suatu periode penerimaan dan ketergantungan bagi pasien yang membutuhkan bantuan untuk menghadapi rasa bersalah, malu dan kecemasan dan dalam menghadapi frustasi atau tekanan eksternal yang mungkin terlalu kuat untuk dihadapi.
Tujuan :
○
menaikkan fungsi psikologi dan sosial
○ menyokong harga dirinya dan keyakina dirinya sebanyak mungkin
○ menyadari realitas, keterbatasannya, agar dapat diterima
○ mencegah terjadinya relaps
○ bertujuan agar penyesuaian baik
○ mencegah ketergantungan pada dokter
○ memindahkan dukungan profesional kepada keluarga
○ menyokong harga dirinya dan keyakina dirinya sebanyak mungkin
○ menyadari realitas, keterbatasannya, agar dapat diterima
○ mencegah terjadinya relaps
○ bertujuan agar penyesuaian baik
○ mencegah ketergantungan pada dokter
○ memindahkan dukungan profesional kepada keluarga
Syarat pemberian terapi :
○ gangguan
bersifat sedang
○ kepribadian premorbid pasien yang kuat disertai dengan adanya pemulihan diri yang kuat.
○ kepribadian premorbid pasien yang kuat disertai dengan adanya pemulihan diri yang kuat.
Terapi suportif menggunakan sejumlah metoda, baik
sendiri-sendiri atau kombinasi, termasuk :
○
kepemimpinan yang kuat, hangat, dan ramah
○ pemuasan kebutuhan tergantungan
○ mendukung perkembangan kemandirian yang sah pada akhirnya
○ membantu mengembangkan sublimasi yang menyenangkan (sebagai contohnya, hobi)
○ istirahat dan penghiburan yang adekuat
○ menghilangkan ketegangan eksternal yang berlebihan.jika mungkin
○ perawatan di rumah sakit jika diindikasikan
○ medikasi untuk menghilangkan gejala
○ bimbingan dan nasehat dalam menghadapi masalah sekarang. Cara ini rnenggunakan teknik yang membantu pasien merasa aman, diterima, terlindungi, terdorong dan tidak merasa cemas.
○ pemuasan kebutuhan tergantungan
○ mendukung perkembangan kemandirian yang sah pada akhirnya
○ membantu mengembangkan sublimasi yang menyenangkan (sebagai contohnya, hobi)
○ istirahat dan penghiburan yang adekuat
○ menghilangkan ketegangan eksternal yang berlebihan.jika mungkin
○ perawatan di rumah sakit jika diindikasikan
○ medikasi untuk menghilangkan gejala
○ bimbingan dan nasehat dalam menghadapi masalah sekarang. Cara ini rnenggunakan teknik yang membantu pasien merasa aman, diterima, terlindungi, terdorong dan tidak merasa cemas.
Macam-macam teknik terapi suportif:
- Guidance/Bimbingan, yakni prosedur pemberian pertolongan
secara aktif dengan cara memberikan fakta dan interpretasi' dalam bidang pendidikan,
pekerjaan, hubungan sosial dan bidang-bidang Kesehatan
- Manipulasi lingkungan, yakni usaha untuk menyelesaikan
problem-problem emosional klien dengan cara menghilangkan atau mengubah
unsur-unsur lingkungan yang tidak menguntungkan
- Eksternalisasi perhatian, yakni usaha
untuk mengalihkan perhatian klien yang mengalami keeeinasan atau
depresi dengan jalan memberikan dorongan agar klien dapat memulai lagi
aktivitas yang pernah disenanginya ataupun mengembangkan kesenangan baru
untuk mengisi waktu senggangnya. Jenis-jenis eksternalisasi perhatian
antara lain terapi kerja, terapi musik,terapi gerak dan tari, terapi
syair, terapi sosial
- Sugesti-prestis, yakni usaha terapis untuk mensugesti
klien, yakni memberikan pengaruh psikis tanpa daya kritik
- Meyakinkan kembali (reassurance), terapi ini biasanya
menyertai pada setiap terapi. Klien yang merasa dieengkam ketakutan yang
irasional perlu ditenangkan dan dihibur.Terapis perlu mendiskusikan
ketakutan-ketakutan tersebut secara terbuka dengan kliennya untuk menjelaskan
bahwa ketakutan itu tidak rasional atau tidak berdasar
- Dorongan dan paksaan, yakni dengan memberikan ren-'ara'
dan punishment untuk menstimulasi perilaku klien sesuai yang diharapkan.
Di antaranya dengan cara klien diberi tugas untuk melawan impuls-impuls
yang menimbulkan neurotik, berusaha menghilangkan atau mengurangi
intcnsitasnya sampai di bawah titik kritis
- Persuasi, yakni mendasari diri pada anggapan bahwa dalam
diri klien mempunyai sesuatu kekuatan untuk proses emosinya yang
patologis dengan kekuatan dan kemampuan ataupun dengan menggunakan
common sensenya sendiri, sebab pada umumnya orang yang menderita gangguan
jiwa dalam keadaan intelek tertutup emosi
- Pengakuan dan penyaluran, yakni dengan cara mengeluarkan
isi hati kepada orang lain. Pendekatan ini untuk mengurangi tekanan yang
ada pada klien, sebab dengan adanya pengakuan dan penyaluran maka segala
rasa tertekan yang mengganjal dapat dilepaskan (katarsis)
- Terapi kelompok pemberi inspirasi, yakni terapi kelompok
yang terdiri dari klien yang memiliki problem sejenis
TERAPI REEDUCATIVE adalah untuk mencapai pengertian tentang
konflik-konflik yang letaknya lebih banyak di alam sadar, dengan usaha
berencana untuk menyesuaikan diri, memodifikasi tujuan dan membangkitkan
serta mempergunakan potensi-potensi kreatif yang ada.
Cara-cara psikoterapi reduktif
antara lain :
○ terapi hubungan antar manusia (relationship
therapy)
○ terapi sikap (attitude therapy)
○ terapi wawancara (interview therapy)
○ analisa dan sinthesa yang distributif (terapi psikobiologik Adolfmeyer)
○ konseling terapetik
○ terapi case work
○ reconditioning
○ terapi kelompok yang reduktif
○ terapi somatic 2
○ terapi sikap (attitude therapy)
○ terapi wawancara (interview therapy)
○ analisa dan sinthesa yang distributif (terapi psikobiologik Adolfmeyer)
○ konseling terapetik
○ terapi case work
○ reconditioning
○ terapi kelompok yang reduktif
○ terapi somatic 2
TERAPI RECONSTRUNCTIVE adalah Terapi Rekonstruktif yakni menyelami alam tak sadar melalui teknik seperti asosiasi bebas, interpretasi mimpi, analisa daripada transfersi. Terapi ini untuk mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknya di alam tak sadar, dengan usaha untuk mendapatkan perubahan yang luar daripada struktur kepribadian dan pengluasan pertumbuhan kepribadian dengan pengembangan potensi penyesuaian diri yang baru.
Tujuan Terapi Rekonstruktif
Perombakan radikal daripada corak kepribadian
hingga tak hanya tercapai suatu penyesuaian diri yang lebih efisien, akan
tetapi juga suatu maturasi daripada perkembangan emosional dengan dilahirkannya
potensi adaptif baru.
Cara psikoterapi reconstructive :
○ Psikoanalisa Freud
○ Psikoanalisa non Freud
○ Psikoterapi yang berorientasi kepada psikoanalisa
Sumber :
Gunarsa, Singgih D. (2007). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia
http://www.scribd.com/doc/27950595/psikoterapi-suportif
http://www.slideshare.net/iebeiyan/45620167-psikoterapisuportif